Posted on / Berita

Mahasiswa Fakultas Teknik Untan Rancang Robot Skuter Berbasis IoT untuk Penyandang Tunadaksa

Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura merancang robot Skuter berbadis Internet of Things (IoT) untuk penyandang Tunadaksa.

Tunadaksa adalah kondisi ketidakmampuan anggota tubuh dalam melaksanakan fungsinya yang disebabkan oleh berkurangnya kemampuan anggota tubuh untuk melaksanakan fungsinya secara normal.

Sementara itu, fasilitas yang seharusnya ada untuk menopang mereka masih terbatas. Inilah yang membuat Gafi, mahasiswa Prodi Teknik Elektro Untan untuk merancang robot skuter berbasis Internet of Things untuk membantu penyandang tunadaksa.

Menyandang sebagai tunadaksa tentunya tidak membuat kondisi nyaman bagi penyandangnya.

Kondisi ketidaknyamanan ini semakin terasa ketika fasilitas-fasilitas yang ada lebih banyak diperuntukkan untuk mereka yang normal.

Sementara jika dilihat dari tingkat kecacatan, tuna daksa merupakan seseorang yang dengan keterbatasan alat penggerak dan untuk melakukan aktivitas tidak dapat dilakukan dengan mudah sehingga memerlukan alat bantu khusus.

Oleh karenanya diperlukan alat bantu yang dapat membantu aksesibilitas bagi para panyandang tunadaksa.

“Sepintas, alat tersebut seperti sebuah skuter mainan dengan dua roda dibagian depan dan satu di bagian belakang yang banyak digunakan anak-anak kecil untuk bermain,” ujarnya.

Namun, siapa sangka bahwa itu adalah merupakan prototipe dari sebuah robot skuter yang berhasil dirancang oleh Gafi, mahasiswa yang belum lama ini telah menyelesaikan sidang sarjananya dengan memperoleh nilai A.

Berawal dari ide salah satu dosen pembimbingnya, Dr Ferry Hadary, maka Gafi pun tergerak untuk memulai penelitiannya yang akhirnya memberikan nilai sempurna.

Robot skuter sesungguhnya merupakan salah satu jenis robot yang bercirikan memiliki aktuator berupa roda untuk menggerakkan keseluruhan badan robot sehingga dapat berpindah dari satu titik ke titik yang lain.

“Kendali manual artinya dapat dikendarai seperti biasanya oleh pengendara, bergerak manual dengan menggunakan sensor magnetik untuk mengatur kecepatan dan potensiometer ketika berbelok,” jelasnya.

Sementara kendali otomatis karena berbasiskan Internet of Things (IoT) dimana robot skuter dapat bergerak sesuai perintah walaupun posisinya jauh dari pengguna.

Dalam artian robot dapat bergerak menghampiri pengguna pada posisi yang telah ditentukan secara otomatis selama pengguna terhubung ke jaringan internet.

Ia mengatakan bahwa ini karena adanya sensor kompas dan juga sensor infrared untuk navigasi robot.

Untuk pengendalian otomatis dan monitoring robot skuter secara jarak jauh digunakanlah layanan server blynk yang sudah tersedia pada playstore untuk mendukung IoT karena blynk adalah dashboard digital dengan fasilitas antarmuka grafis.

Gafi kemudian menambahkan, robotnya ini dirancang dengan melakukan perancangan sistem mekanik robot terlebih dahulu.

“Disain rangka robot dibuat dengan panjang 40 cm, lebar 35 cm dan tinggi 60 cm. Setelah itu merancang tata letak motor dan roda sebagai penggerak robot dimana system penggeraknya adalah tipe tricycle drive,” ujarnya.

Perancangan berikutnya adalah peletakan tata letak komponen elektronika yang meliputi letak mikrokontroler, sensor kompas, driver motor, modul WiFi ESP8266, aki, sensor infrared, handle gas di bagian kemudi robot.

Setelah dilakukan perancangan software atau perangkat lunak, bagian akhir perancangan yang cukup sulit adalah pada pengintegrasian perangkat keras dan perangkat lunak dari sistem robot skuter secara keseluruhan.

Mahasiswa yang merupakan anak seorang guru di Sanggau Ledo ini kemudian menguji robot skuternya di Laboratorium Kendali Digital dan Komputasi, Fakultas Teknik, Untan serta menggunakan selasar fakultas untuk pergerakan robot.

Dari hasil pengujian diperoleh hasil bahwa robot dapat melakukan pergerakan dengan cukup baik secara otomatis untuk menuju titik penjemputan (setpoint) serta dapat menghindari halangan.

Robot ini juga dapat bergerak dengan kecepatan 3 m/s, walaupun untuk keselamatan adalah paling baik pada kecepatan 1 m/s baik kendali manual ataupun otomatis. Beban yang dapat diangkut oleh robot skuter ini adalah 62 kg.

Gafi yang juga mahasiswa angkatan 2014 ini dikenal aktif dalam kegiatan kemahasiswaan yang salah satunya adalah Tim Robot Fakultas Teknik.

Ini terbukti dengan keikutsertaannya untuk lomba di Kontes Robot Indonesia sejak tahun 2016, berlanjut di tahun 2017 dan terakhir di tahun 2018.

Kekonsistenannya pada dunia robot pula yang mengantarkan ia dan timnya di Tim Robot Fakultas Teknik UNTAN berhasil meraih Juara 3 Kontes Robot Indonesia di Bandung pada tahun 2017.

Selain itu Gafi juga pernah meraih prestasi sebagai guru pendamping tim robot dari sekolah Muhammadiyah 1 serta Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Pontianak yang beberapa waktu lalu meraih Juara 1 Lomba Robot Tingkat Madrasah se-Indonesia dengan Kategori Robot Aplikasi Terbaik pada tahun 2018 serta pula meraih medali perunggu di tahun sebelumnya, 2017.

Dr Ferry Hadary, dan Trias Pontia W, selaku dua dosen pembimbing dari penelitian Gafi menyatakan puas dengan hasil tugas akhirnya tersebut.

Ferry yang juga selaku Kepala Laboratorium Kendali Digital dan Komputasi juga menambahkan bahwa hasil penelitian ini masih berupa prototipe sehingga jelas masih harus dilakukan beberapa penambahan dan juga penyempurnaan baik perangkat keras serta, perangkat lunak.

Sehingga diharapkan kedepannya robot skuter ini sangat layak digunakan untuk penyandang tuna daksa.

Selain itu, Ferry juga menyatakan bahwa robot skuter ini hanyalah salah satu dari puluhan hasil kreativitas para mahasiswa bimbingannya yang berupa aplikasi pada beberapa bidang atau sisi kehidupan untuk membantu masyarakat.

Kedepannya ia berharap agar hasil-hasil riset ini akan memperoleh tanggapan positif dari masyarakat, stake holder, serta dunia industri guna dikembangkan lebih lanjut.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *